Tabung Elpiji 3 Kg di Indragiri Hilir Banyak Bocor, Kinerja SPBE Diragukan
Di tengah polemik distribusi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Gas LPG 3 Kg di tanah air, pangkalan LPG di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) malah dihadapkan dengan masalah baru. Foto : SM News
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Di tengah polemik distribusi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Gas LPG 3 Kg di tanah air, pangkalan LPG di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) malah dihadapkan dengan masalah baru.
Pemilik pangkalan di Inhil kerap kali mendapatkan kiriman tabung gas LPG dengan kondisi yang tidak baik dan membahayakan karena kondisi tabung bocor.
Kebocoran ini mengindikasikan jika sejumlah Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Inhil di duga tidak menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) atau prosedur operasi standar.
Tidak hanya satu tabung, berdasarkan penelusuran media, pihak pangkalan bahkan bisa mendapatkan 10 tabung bocor dalam sekali pengiriman yang sama dari SPBE.
Temuan ini tentu saja merugikan pihak pangkalan, karena tidak sekali saja mereka mendapati tabung gas yang bocor dalam setiap pengirimannya.
“Saya sering dapat, gas keluar atau bocor samping. SPBE sepertinya kurang menerapkan SOP, pangkalan sering dapat bocor, lama-lama habis, rugi aja kami pangkalan,” ujar narasumber media selaku pemilik pangkalan yang tidak ingin disebut identitasnya, Jumat (14/2/2025).
Pemilik pangkalan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Kempas ini, mengeluhkan tidak adanya tindakan lanjutan dari pihak SPBE setempat, meskipun sejumlah pangkalan sudah melaporkan terkait temuan tabung bocor.
Ditambahkannya, beruntung pihak pangkalan teliti dan mengecek kondisi tabung gas Lpg yang baru saja diterima dari SPBE sebelum mendistribusikannya kepada masyarakat atau pengecer.
“Barang keluar dari SPBE, sering kami dapat yang bocor. Tabung tak direndam setelah di isi, tidak menerapkan sop, alasan pihak SPBE tidak terkejar kalau direndam satu-satu, padahalkan demi keselamatan juga,” keluhnya.
Narasumber media yang mendapatkan pasokan tabung Gas LPG dari SPBE di wilayah Kempas tersebut menyayangkan sikap pihak SPBE yang tidak melindungi keselamatan konsumen.
Tidak hanya karena masalah kerugian yang dialami pangkalan, sisi keselamatan masyarakat sebagai konsumen tentunya harus diperhatikan oleh pihak SPBE.
“Kalau kami rugi tak masalah, tapi kasihan kalau yang dapat masyarakat, bisa jadi penyebab kebakaran,” pungkasnya.
Sekali lagi dia berharap agar persoalan kebocoran dan peningkatan layanan kepada masyarakat terhadap kualitas tabung LPG ini bisa mendapatkan perhatian dari Pertamina dan pihak terkait lainnya, begitu juga pengelola SPBE
"Semoga Pertamina bisa memperbaiki hal ini, karena banyak yang dirugikan, terutama masyarakat. Tabung yang sudah tidak layak lagi jangan di distribusikan, pengawasan dan kontrol lebih ketat lagi lah," harapnya.
Berdasarkan penelusuran dan sumber terpercaya Tribun Pekanbaru, banyak pangkalan di wilayah Inhil yang mendapati kebocoran tabung, bahkan rata-rata pangkalan pasti pernah mendapatkan tabung gas LPG bocor. Semoga ini menjadi perhatian semua pihak.(R-04)